Senin, 30 Juni 2014

Menggapai Atap Pulau Sumatera bagian 2

 SEGENGGAM TANAH SURGA 

DI ATAP PULAU SUMATERA

KERINCI 3805mdpl 24 - 29 Mei 2014

(bagian 2)

 

26 Mei 2014 (Hari ke-3) - Lorong Tikus Kerinci

05.00 WIB - Shelter 1 (2.504mdpl)
Bangun, sholat, dan segera masak-masak buat sarapan. Cuaca sedikit mendung hari ini. Mendekati pukul 08.00 WIB, kami siap-siap untuk melanjutkan perjanan. Shelter 3 adalah tujuan kami hari ini.
Baru 30 menit kami berjalan, tiba-tiba hujan mulai turun. Kami memutuskan untuk berlindung sebenter di bawah flysheet sambil menunggu hujan reda.
30 menit menunggu hujan belum reda, malah semakin deras. Rombongan dari Jakarta yang 1 kloter dengan kita pun 1 per 1 berjalan melewati kita.
Hampir 1 jam menunggu, barulah hujan reda. Trek pendakian hancur lebur akibat hujan deras pagi ini. Berjalan jadi semakin sulit akibat sepatu yang penuh lumpur.
Trek dari shelter 1 menuju shelter 2 penuh dengan tanjakan yang lumayan terjal.

13.00 WIB - Shelter 2 (3.056mdpl)
Istirahat sebentar di shelter 2, sambil nyemil-nyemil dan memperhatikan pendaki-pendaki yang telah lebih dulu mendirikan tenda disini.
Shelter 2 ini tidak terlalu luas, tenda-tenda pendaki terpencar-pencar di kanan dan kiri jalur pendakian. Kami tidak sempat mengambil foto disini karena tangan lagi kotor kena lumpur trek.
Selesai istirahat, kami pun berlanjut menuju shelter 3. Trek shelter 2-3 inilah kita baru benar-benar mengenal Kerinci sesungguhnya.
Senyum sebelum menderita

Trek shelter 3

Tanjakan super terjal

Lorong Tikus, begitu orang sini menyebut jalur shelter 3 ini. Trek berupa jalur air setinggi 1.5 meter, di kanan kirinya tanah labil dengan akar-akar dan batang pohon cantigi. Ditambah hujan pada pagi ini, jalur pun terasa sangat licin dan berbahaya. Spiderman mode : on wajib digunakan disini. Salah melangkah sedikit akan terpeleset, salah ambil jalur bisa-bisa nyangkut. Karena itu, bagi yang membawa carrier lebih dari 40L sangat disarankan berhati-hati di jalur ini.
Di jalur ini, kami banyak bertemu dengan pendaki-pendaki yang akan turun hari ini. Infonya, cuaca di puncak cerah sampai jam 9 pagi, setelah itu hujan deras. Kami pun bergegas melanjutkan perjalanan.
Hampir 1.5 jam lewati trek yang melelahkan ini, kita sampai di shelter 3 Kerinci, tempat camp dan sumber air terakhir.

14.30 WIB - Shelter 3 (3.290mdpl)
Masya Allah... mungkin hanya itu bisa terucap saat berada di shelter 3. Tanah datar diatas ketinggian awan yang sayup-sayup datang dan pergi membuka dan menutup pemandangan desa-desa di bawah. Di kelilingi pepohonan cantigi yang mulai berbunga, seperti berada di surga. Selebihnya dideskripsikan lewat foto saja ya

taman cantigi

ini kursi lipat pinjaman :D

muka hilter

suasana camp shelter 3

bersama bang murdam

bersama bang murdam

keren ya awannya

puncak sudah terlihat
bersama bang andi
Sumber air di shelter ini terletak di sebalah barat camp, berupa genangan air yang berasal dari mata air yang muncul dari celah-celah batu, berjarak sekitar 5 menit dari tenda kami, dengan turunan yang cukup terjal. Sebaiknya jika mengambil air sebelum malam hari, karena jalur bercabang-cabang yang membingungkan dan Hati-hati juga dengan jebakan betmen lainnya, hoho...

vandalisme di sumber air

sumber air
Pukul 18.00 WIB shelter 3 mulai tertutup kabut pekat, udara dingin pun datang. Kami pun tidur-tiduran di dalam tenda sambil menunggu makan malam, terdengar rombongan dari Jakarta masih ramai bercanda tawa di tengah dinginnya kabut malam itu.
Pukul 20.00 WIB, kami terbangun oleh hujan. Ya, awan hitam yang sedari pagi hari ini menumpahkan isinya di Gunung tertinggi pulau andalas ini. Suhu pun bertambah dingin seiring angin yang berhembus dari lembah. Untunglah tenda sudah di cover dengan flysheet sehingga kondensasi tidak terlalu parah. Setelah sholat dan isi perut, kami kembali tidur untuk persiapan summit attack besok.

27 Mei 2014 (Hari ke-4) - Di Ujung Volcano Tertinggi Indonesia

02.30 WIB - Shelter 3 (3.290mdpl)
Hujan masih setia menemani kami di shelter 3, terkadang bertambah deras, terkadang hilang disertai angin kencang yang berhembus. Terdengar suara bapak dari tenda sebelah yang menyuruh kami tidur kembali.
Saat itu saya hanya berdoa dalam hati agar Allah memberikan yang terbaik bagi kami dan semua pendaki di Kerinci ini, sambil menyiapkan logistik untuk summit attack nanti. Karena kami masih yakin, hujan ini tidak akan berhenti sebentar lagi.

Tidak perlu kau mengeluh atas keadaanmu saat ini,
Biarkan semua berjalan sesuai dengan kehendak Ilahi
Yang kau perlu kau lakukan hanyalah tetap mensyukuri,
Semua yang telah Tuhanmu beri
 
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Q.S 2:216)

Alhamdulillah, pukul 04.30 WIB hujan berhenti. Orang-orang segera bersiap-siap untuk summit attack. Setelah berdoa, kami pun segera melangkahkan kaki menuju puncak tertinggi pulau Sumatera ini.
Trek dari shelter 3 menuju puncak tidak sesulit Semeru ataupun Rinjani (IMHO). Medan berupa batuan cadas, pasir, dan batuan labil masih nyaman dibandingkan pasir halus seperti tanjakan final Semeru. Dan tingkat kemiringan yang tidak terlalu curam yang masih bersahabat tidak seperti tanjakan final Rinjani. Suhu udara tidak sedingin gunung diatas 3.000mdpl lainnya, mungkin karena hujan sudha berhenti dan angin pun tidak terlalu kencang.

Pukul 5.30 WIB, kami mencari tempat datar untuk sholat beberapa meter sebelum tugu yudha. Akhirnya ketemu walaupun sedikit miring, tapi setidaknya masih bisa bagi kami untuk menjalakan kewajiban sebagai seorang muslim.
terlihat lampu-lampu di bawah sana
07.00 WIB - Tugu Yudha 

Berjalan dengan santai dan hati-hati, pada pukul 07.00 WIB kami tiba di Tugu Yudha. Disini terdapat memoriam saudara Yudha Sentika yang hilang di daerah ini di tahun 1989. Sebenarnya ada juga memoriam lain disini, tapi orang-orang sudah lazim menyebut daerah ini adalah tugu yudha. Daerah ini berupa tanah lapang dengan batuan cadas dan pasir. Daerah ini sangat berbahaya apabila cuaca buruk, karena semua jalur terlihat sama. Sebelah timur adalah lereng curam yang berakhir dengan jurang jalur lahar, di sebelah barat adalah jalur datar sekitar 50meter kemudian berakhir dengan jurang  dalam. Tidak ada tanda khusus untuk mengarah ke shelter 3, sehingga apabila terjadi disorientasi dan salah memlih jalur, kemungkinan akan hilang tanpa jejak.
Kami sempatkan untuk berhenti sejanak disini sambil jeprat-jepret mengabadikan momen yang belum tentu terulang kembali.
memoriam yudha sentika

memoriam yudha sentika

memoriam yudha sentika
daerah tugu yudha dilihat dari atas
bagian barat tugu yudha

07.40 WIB - Puncak Kerinci (3.805mdpl)

Akhirnya kami menginjakkan kaki di ujung volcano tertinggi Indonesia. Sujud syukur kami lakukan tepat di sebelah titik triangulasi. Saat itu hanya ada kami, 1 orang pendaki dari Jakarta dan 1 orang Bule beserta guidenya. Tidak banyak yang bisa dijabarkan, perasaan haru tak terlukiskan saat bisa menjejakkan kaki di puncak Kerinci.
Carrierku nyampe puncak, vrooh

Salam Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa

Ceritanya apaan gitu??

Ini gaya apa lagi?

Berg Heil partner!!

Pinggiran kawah Kerinci
Tak lupa kami juga mengabadikan ucapan selamat buat sahabat yang akan melangsungkan pernikahan di akhir bulan ini (ini juga alasan kenapa kami harus segera balik ke Denpasar, tidak sempat main-main ke daerah lain dulu T_T)

Barakallah ya sahabat
Semakin lama semakin ramai pula pendaki-pendaki lain yang tiba di puncak. Karena asap belerang yang sangat menusuk hidung dan mata. Kami putuskan untuk turun.
Puncak semakin ramai

ujung tebing tempat foto2 favorit

Pukul 08.30 WIB kami mulai turun dengan santai. Sambil sesekali mengabadikan gambar. Saat turun, hampir saja kami salah jalan menuju lereng sebelah kiri jalur, Alhamdulillah saat itu Bang Andi segera memberi kita sinyal untuk kembali ke jalur yang benar.
kerennya ciptaan-Mu

jalur menuju puncak

jalur turun

ada yang baru summit

punggungan tipis menuju puncak

katanya itu danau kaca

yang itu danau gunung tujuh

desa kersik tuo di kaki gunung kerinci

Merenung mencari jati diri
maka, nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan?

10.00 WIB - Shelter 3 (3.290mdpl)
Kami sampai di basecamp, bongkar tenda, masak, isi perut dan istirahat sebentar sambil menikmati indahnya pemandangan dari shelter 3 ini.
Bongkar tenda dulu vrooh

Omnivora kelas kakap
Sempat terjadi kejadian yang tidak bagus saat kami akan turun. Mbak Yuli penghuni tenda sebelah, kehilangan dompetnya akibat celananya yang robek yang katanya jatuh di sekitar tugu yudha. Dia pun panik, karena semua tanda pengenalnya ada disana. Akhirnya Bang Andi kembali naik ke atas dan berhasil menemukan dompet tersebut. Luar biasa Bang Andi ini, dompet sekecil itu bisa ditemukan di jalur yang banyak sekali cabang-cabangnya. Bukan omong kosong kalau Bang Andi ini sudah mendaki Kerinci lebih dari 200 kali. Dua jempol buat Bang Andi.

Mbak Yuli yang kehilangan dompet
11.00 WIB - menuju Pintu Rimba
Turun, turun, dan turun, hanya itu yang menjadi motivasi kami agar lekas sampai di Pintu Rimba. Hujan semalam membuat hancur trek pendakian. Jalur lorong tikus licin parah. Kami pun harus berbagi jalan dengan pendaki lain. Entah berapa orang pendaki yang naik hari ini. Saat menuju shelter 2 kami bertemu rombongan dari Khyberpass, yang katanya berjumlah lebih dari 40 orang.
Di Shelter 2, sudah banyak tenda berdiri, artinya hari ini benar-benar ramai pendaki yang naik. Ada yang dari Jakarta, Bandung, Bekasi, pendaki lokal (Kerinci), bahkan katanya bakal ada pendakian massal oleh gabungan pecinta alam se-Kabupaten Jambi (kalo tidak salah dengar yah).
Perjalanan panjang menuju shelter 1 harus kami lalui dengan semakin hancurnya trek. Lumpur sedalam mata kaki ditambah turunan jalur yang licin membuat kami sangat berhati-hati agar tidak terpeleset. Walaupun sempat juga terpeleset beberapa kali. Di jalur ini kami sempat dikerjain oleh Bang Murdam yang bersuara meniru harimau saat kami melewati jalur yang sangat sepi.
Di Shelter 1, kami bertemu rombongan pendaki Jelajah Kerinci yang memakai baju merah-merah. Sempat ngobrol-ngobrol sebentar sambil saling tukar informasi.
Sampai di Pos 3 kami bertemu rombongan pendaki lokal yang cukup membawa daypack sambil istirahat dan ngobrol-ngobrol. Memang kalau dipikir-pikir, sepertinya daypack 30L sudah cukup untuk mendaki Kerinci.
Di pos 2 kami sekedar lewat saja untuk menghemat waktu yang diperlukan.
Di pos 1 Bangku Panjang, kami bertemu rombongan pendaki dari Jakarta dan sekitarnya, ngobrol-ngobrol sebentar, mendengar certia kami yang melewati banyak rombongan pendaki di atas, mereka sempat khawatir tidak mendapat tempat camp di shelter 1. Kemudian kami pamit untuk melanjutkan perjalanan.
Perjalanan menuju pintu rimba terasa sangat jauh, mungkin karena lumpur yang sudah semakin lengket dan banyaknya pohon tumbang yang menghalangi jalur.

03.20 WIB - Pintu Rimba
Istirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan menuju gerbang R10 TNKS untuk mencari angkot menuju basecamp.

kaki belepotan penuh lumpur
Plakat ekspedisi Bukit Barisan
03.25 WIB - Gerbang R10 TNKS
Berjalan sedikit ngebut, kami tiba di gerbang ini dengan selamat sehat wal afiat. Sesampainya disini, kami disambut hujan yang datang dan pergi.
Duo greget katanya...
Setelah hujan reda, kami berjalan beberapa menit menuju angkot yang sudah menunggu di ujung jalan ini.
Foto bersama tugu macan
04.00 WIB - Basecamp Jejak Kerinci
Home sweet home, mungkin seperti itulah saat kami melihat basecamp ini. Perasaan rindu rumah tiba-tiba menyeruak saat memasuki pelataran basecamp ini.
Sore itu di basecamp kerinci
Segera saja kami menuju ke belakang rumah untuk makan dan bersih-bersih. Ternyata listrik di sekitar sini padam, kita putuskan untuk mengungsi di kantor PLN Kersik Tuo, haha. Untungnya kami diterima dengan ramah oleh petugas disini.
Setelah ishoma dan bersih-bersih, kami mengisi malam hari dengan wisata kuliner, ngobrol-ngobrol dengan petugas PLN dan bapak ex-Manajer Rayon Kersik Tuo ini.

Bersambung ke bagian 3

2 komentar:

  1. good story & good journey..

    ternyata kamu sudah berdiri di atap sumatra
    selamat ...!!

    akuu salut broh ..!

    _salam Lestari :D

    BalasHapus