Rabu, 02 Juli 2014

Menggapai Atap Pulau Sumatera bagian 3

Danau Gunung Tujuh

Taman Nasional Kerinci Seblat

28 Mei 2014 (Hari ke-5) - Cegat Truk, biar greget kamerad!

07.00 WIB - PLN Kersik Tuo
Setelah selesai bersih-bersih dan beres-beres, kami pamitan kepada staff disini untuk menuju basecamp Kerinci. Sangat indah desa ini saat  pagi hari, kebun teh sejauh mata memandang, senyum ramah penduduknya, dan udara yang masih segar.

08.00 WIB - Basecamp Jejak Kerinci
Langsung saja kami ditawari sarapan untuk mengisi perut sambil berkoordinasi untuk pemesanan travel. Sesuai dengan jadwal, pagi ini kami akan mengunjungi Danau Gunung Tujuh dulu, baru malam hari kami akan pulang via Padang. Travel yang kami pesan akan tiba sekitar pukul 20.00 WIB.
Awalnya kami berencana nebeng dengan rombongan dari Jakarta, eh, tau-taunya kami ditinggal. Mereka berangkat lebih dulu.
Ya sudah deh, kami cari informasi kepada Ibu basecamp transpor untuk kesana sambil melihat-lihat baju oleh-oleh yang dijual di basecamp ini.
Pukul 09.30 WIB kami bergegas untuk menuju Danau Gunung Tujuh. Dari basecamp kami menumpang angkot warna putih menuju simpang Gunung Tujuh.
Kerinci pagi itu

Kami Masih Muda, Ayo Naik Gunung

Kebun Teh terhampar luas di kaki Kerinci

09.30 WIB - Simpang Gunung Tujuh
Hal yang lazim disini melihat angkot yang ngebut. Kami turun di simpang gunung tujuh sambil mencari info untuk ojek menuju pintu masuk gunung tujuh.
Sementara eko mencari informasi, saya membeli logistik. 2 botol air mineral 600mL dan beberapa snack ringan sekira cukup membawa kami sampai tujuan. Karena berdasarkan informasi dibutuhkan waktu sekitar 3 jam menuju danau gunung tujuh.
Cukup lama tidak mendapat ojek yang mau mengantarkan kami ke lokasi, akhirnya kami berpapasan dengan truk yang terlihat kosong.
Saya pun minta ijin dengan sang supir untuk ikut sampai di pintu masuk gunung tujuh. Alhamdulillah, supir itu menginjinkan kami untuk ikut dengannya. Dengan duduk di samping pak sopir, kami pun ngobrol banyak sepanjang 5 km perjalanan ini.

10.40 WIB - Pintu Masuk Gunung Tujuh
Disini kami mendaftar dan membayar registrasi untuk dapat memasuki kawasan wisata Gunung Tujuh. Lokasi ini cukup ramai dengan warung, perumahan penduduk, bahkan terdapat sekolah di areal ini.
Setelah mendapatkan informasi, kami melanjutkan perjalanan melewati jalan dengan ladang penduduk di sepanjang kanan kiri trek.

Pemeran antagonis

Pemeran protagonis
Trek pendakian tidak terlalu sulit namun juga tidak terlalu mudah, karena tingkat kemiringan yang relatif landai membuat perjalanan ini terasa lama. Tapi kami bersyukur karena tidak terlalu menyakitkan bagi paha dan dengkul kami yang baru kemaren turun dari Kerinci.
Di tengah jalan kami sering berpapasan dengan orang-orang yang turun dari danau gunung tujuh. Rata-rata mereka orang lokal sini yang mengisi liburan dengan camping ceria di danau gunung tujuh.

12.50 WIB - Puncak Gunung Tujuh
Setelah hampir 2jam lebih kami berjalan, kami tiba di puncak gunung tujuh dan bertemu dengan 3 orang rombongan dari Jakarta yang lebih dulu berangkat dari kami.
puncak gunung tujuh

rombongan pendaki galau
Dari puncak gunung tujuh ini, kami harus turun sekitar 200m untuk mencapai bibir danau. Turunan yang sedikit licin, ditambah dengkul yang belum diservis membuat langkah-langkah kami tidak seperti biasanya, hahaha...

13.15 WIB - Danau Gunung Tujuh
Disini kita benar-benar menikmati waktu dengan santai-santai, ngerampok cemilan tetangga, sekaligus melepas lelah. Benar-benar quality time deh pokoknya. Selebihnya liat aja foto-fotonya yah







Pukul 14.00 setelah ishoma, kami beranjak dari tempat ini dan bersegera menuju pintu masuk Gunung Tujuh karena kabut semakin tebal. Sempat terjadi hujan ringan saat kami turun dari gunung tujuh. Dengan mempercepat langkah, dan paha yang mulai terasa sakit, kami tiba di pintu masuk Gunung Tujuh.
fotoan dulu di jembatan
17.20 WIB - Pintu masuk Gunung Tujuh
Segera kami mencari mushola dan sholat sembari menunggu carteran angkot. Setelah angkot tiba kami pun tiba kembali di basecamp menjelang magrib.

18.30 WIB - Basecamp Jejak Kerinci
Persiapan untuk kembali ke habitat. Setelah berkeliling-keliling sebentar dan sholat, kami menunggu jemputan travel di depan basecamp.
"Berat rasanya meninggalkan desa ini.
Tapi apa daya kami harus kembali,
karena kehidupan nyata kami telah menanti.
Sembari melihat indahnya langit kerinci malam ini,
saya berharap suatu saat bisa kembali lagi kesini"

Pukul 20.30 WIB kami dijemput oleh travel, dan seperti biasanya, supirnya sangat jago meliak-liuk menembus jalan trans-Sumatera yang terkenal berbahaya di kalangan para driver Indonesia.

29 Mei 2014 (Hari ke-6) - Last but Not The Least

04.00 WIB - Bandara Minangkabau, Padang
Sampai di bandara kami menuju mushola dekat warung nasi padang. Disini kami istirahat sambil menunggu check-in pesawat sekitar jam 11.30 WIB.
Hening sejenak melihat pemandangan pegunungan di sebelah utara bandara ini. Mungkin ini adalah detik-detik perpisahan kami dengan Pulau Sumatera ini. Ya, saya merindukan suasana yang tidak biasa ini. Dengan langkah ringan kami menuju tempat check-in. Dan tetap dengan perasaan was-was menitipkan carrier kami pada petugas bagasi, hahaha...
Pukul 14.30 WIB kami tiba di Bandara Soetta. Kemudian dilanjutkan menuju Denpasar.

20.00 WITA - Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar
Akhirnya kami kembali ke Denpasar. Setelah mengontak kakak, akhirnya kami pulang menuju rumah masing-masing dengan sehat wal 'afiat ditambah dengan pengalaman baru yang tak terlupakan.

Cost Damage :  
- Tiket pesawat PP = Rp2.700.000
- Travel Padang-Kersik Tuo PP = Rp320.000

- Angkot Basecamp - Pintu R10 PP = Rp20.000
- Logistik =Rp69.500
- Registrasi Kerinci = - (dirapel sama biaya makan di basecamp)
- Angkot Basecamp-Simpang Gunung Tujuh = Rp5.000
- Registrasi Gunung Tujuh = Rp2.500
- Biaya makan basecamp (6x) = Rp60.000 (ibunya bilang seikhlasnya)
- Sumbangan sukarela basecamp =Rp50.000 (ga wajib)

- Total =Rp 3.227.000
exclude : wisata kuliner & oleh-oleh

Thanks to : 
- Segala Puji bagi Allah SWT & Rasul-Nya
- Kedua ortuku

- Teman2 di Bali yang telah banyak memberikan bantuan pinjaman alat, perlengkapan & support
- Bang Johan
- Bang Murdam
- Bang Andi
- Bu Basecamp (siapa sih namanya)
- Keluarga PLN Kersik Tuo
- Abang supir truk
dan semuanya yang mendukung kita dalam perjalanan ini

Photos & Videos : 
- Akin
- Eko




2 komentar:

  1. nice writing bro.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kunjungannya mbak ike :)
      ternyata rajin nulis juga

      Hapus