Senin, 28 April 2014

Pendakian Gn. Arjuno-Welirang via Tretes

SI KEMBAR DARI PASURUAN
ARJUNO-WELIRANG
28 - 31 Maret 2014
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Info geografis tentang Gn. Arjuno & Welirang dapat dilihat disini :
Gunung Arjuno & Gunung Welirang

Prolog :
3 tahun lamanya...
Awal pertama aku melihat 2 gunung ini disetiap pagi saat kubuka jendela kamar di Udiklat Pandaan.
"Cantik" hanya itu yang terlintas di kepala.

Suatu hari nanti....
Suatu hari nanti...
Ijinkan aku mengenalmu lebih dekat...


Kenalan dulu donk dengan para pelakunya
Dari kiri ke kanan : Adam, Eko, Akin, Robi, Albert, Sandi, Lanang
Hari-1 (28 Maret 2014)
17.00 WITA
Hari yang ditentukan telah tiba. Aku dan Lanang bertemu di terminal Ubung dengan tiket Dps-Mlg yang sudah dibeli beberapa hari sebelumnya. Tepat pukul 17.30 WITA bus berangkat menuju Malang.
Hari-2 (29 Maret 2014)
04.00 WIB - Purwosari
Kami turun di Purwosari dengan pertimbangan lebih dekat menuju pos pendakian Tretes daripada harus turun di Arjosari. Dilanjut dengan ngangkot menuju pasar buah dekat terminal Pandaan. Setelah kami sholat subuh, segera mencari angkot menuju Tretes.

06.00 WIB - Tretes
Mampir dulu di Minimarket terdekat untuk membeli logistik untuk 3H2M, sekalian repacking. Kemudian menuju pos pendakian Tretes untuk registrasi. Aduhai, ramai bener pendaki yang datang ke gunung ini, terlihat dari banyaknya kendaaran yang diparkir di pos pendakian.

08.00 WIB - Pos Pendakian
Setelah isi perut di warung dekat pos, kami berangkat bareng 2 pendaki, yang satu bernama Eko asal Jakarta dan satunya lagi Albert asal Malang (anak OANC juga).

09.00 WIB - Pet Bocor
Jalur pendakian Arjuno-Welirang dari pos pendakian sampai pos Pondokan didominasi oleh jalur makadam (jalur yang disusun dengan batu pecah). Siang hari saat matahari bersinar cerah benar-benar terasa panasnya. Sampai aku dan Lanang pun memilih menggunakan celana pendek.
pet bocor
11.00 WIB - Kokopan
Sampai di kokopan kita istirahat sebentar. Di pos ini terdapat mata air dan warung juga. Ternyata di pos ini sudah ramai pendaki yang berangkat kemarin malam.
menuju kokopan
pos 2 kokopan
sumber air di kokopan
tampak gunung penanggungan dari sini
17.00 WIB - Pondokan 
Setelah beberapa jam dan beberapa kali istirahat & break untuk sholat, diselingi dengan cerita pewayangan Mahabrata oleh Albert sambil menyanyikan lagu Heavy Rotation JKT48 (nie anak aneh banget, gayanya keren tapi lagunya Heavy Rotation -_-"). Akhirnya kita tiba di pos 3 Pondokan. Karena disini sudah ramai dengan tenda-tenda pendaki lainnya akhirnya kita memutuskan untuk menuju lembah kidang. Sekalian memperpendek jarak untuk summit attack Arjuno besok. Kita dapat tempat untuk camp di dekat sumber air lembah kidang. Disinilah kita berkenalan dengan Adam, Robi, Sandi, dkk.

istirahat rame-rame menuju pondokan
pos 3 pondokan
Hari-3 (30 Maret 2014)
03.00 WIB - Summit Attack Arjuno
Persiapan summit attack. Kami menyiapkan sarapan dan camilan buat summit. Tidak lupa membawa trangia (rencana begitu, tapi akhirnya...) untuk sekedar membuat yang hangat-hangat di puncak nanti. Perjalanan dari lembah kidang menuju puncak Arjuno lumayan menguras tenaga. Butuh waktu sekitar 4 jam untuk mencapai puncaknya dari Lembah Kidang.
persimpangan gn. kembar - arjuno
menuju puncak arjuno
07.00 WIB - Puncak Arjuno
Puncak Arjuno berada sekitar 15 menit dari pasar Dieng (konon ini adalah pasar makhluk gaib) yang tingginya hampir sama dengan puncak Arjuno. Di daerah ini terdapat beberapa makam atau memoriam. Banyak juga pendaki yang membuat camp disini.
makam di areal pasar dieng
Puncak Arjuno
papan 3339 mdpl
Lanang T. Santoso
Cukup lama berada di puncak, dengan kabut yang tidak menentu, kami bermaksud membuat kopi. Dan ternyata sodara-sodara... kami lupa membawa kompor dan nesting. Alhasil, kami memutuskan untuk segera turun.

09.30 WIB - Menuju Lembah Kidang 
Di perjalanan turun kami bertemu banyak pendaki-pendaki lain dari berbagai daerah. Rata-rata yang mendominasi adalah dari Jakarta. 1 kelompok ada berjumlah 15 - 20 orang. Banyak juga yang bertujuan untuk membuat camp di pasar Dieng atau turun menuju jalur sebelah.
cantigi yang cantik


bertemu Eko & Albert yang mau summit di Pasar Dieng
11.00 WIB - Lembah Kidang
Sebelum sampai di basecamp, kita sempatkan diri untuk mengambil gambar di alas lali jiwo. Suasana sangat hening dan menenangkan. Beredarnya mitos tentang keangkeran hutan ini tidak berpengaruh bagi kami. Tapi hari ini kami tidak melihat adanya kijang-kijang yang konon katanya sering memperlihatkan diri di lembah penuh dengan rumput hijau segar.

lembah kidang
lembah kidang

Sesampainya di camp, kami beristirahat sejenak dan makan siang. Cukup lama beristirahat. Setelah pertimbangan matang dan dengan mengajak Adam yang sudah pernah ke puncak Welirang, kami memutuskan untuk melanjutkan untuk summit attack Welirang dengan harapan mendapat sunset yang indah di puncaknya. Ceritanya balas dendam karena tidak dapat view yang bagus di Arjuno.
Seekor burung Jalak di dekat camp

15.00 WIB - Summit Attack Welirang
Sempat berputar-putar menuju jalur masuk welirang untuk menghindari tenda-tenda pendaki yang sudah mulai penuh di Pondokan, dengan langkah cepat kita berempat mantap menuju puncak Welirang. Estimasi waktu yang diperlukan sekitar 3jam, jadi kami hanya membawa jas hujan, air minum secukupnya, cemilan dan headlamp.
Jalur menuju puncak Welirang lebih bersahabat daripada Arjuno, mirip dengan Ijen hanya lebih terjal.

jalur Welirang

taman dewa

Jalur berubah menjadi jalur datar (bonusan) sehingga kami mempercepat laju jalan kami. Disini terlihat seorang penambang belerang yang menarik gerobak penuh dengan belerang hasil galiannya. Miris melihatnya.

Salah satu dari sekian banyak sosok perkasa,
dibalik industri sulfur Indonesia.
Jelas bukan hobi semata,
Tapi untuk sejumput asa, dibalik kerasnya dunia.
Kawan, masihkah kau berfikir hidupmu lebih susah dari mereka?

"wa in ta'uddu ni'matallahi laa tuhsuha"


18.00 WIB - Puncak Welirang
Matahari semakin mendekati tempat peraduannya di ufuk barat, dan kami hampir tiba di puncaknya. Setelah melewati tanjakan dengan batuan labil dan terkadang terdapat celah yang mengeluarkan uap belerang, kita mencapai puncak Welirang. Tidak ada tanda yang khas disini, hanya terdapat gundukan batu yang disusun mirip triangulasi.

"Aku yo arep"
puncak Welirang

Lumayan, akhirnya kita mendapatkan view yang cukup bagus di puncak Welirang, walau hanya sebentar karena sesaat setelah matahari tenggelam angin dan udara dingin segera menghantam tubuh kami.


18.30 WIB - Kembali ke camp 
Udara dingin menusuk mulai menyelimuti kami, dan sayangnya saya dan Lanang tidak membawa jaket. Dengan cepat kami turun dari puncak dan segera menuju camp. Saya berjalan paling belakang dan lambat karena sudah sangat mengantuk ditambah baterai headlamp yang hampir habis. Sampai di taman dewa kita istirahat sejenak sambil menikmati indah kilau lampu kota Pasuruan yang terlihat dari sini.

view dari taman dewa

Segera kita lanjutkan perjalanan menuju camp, entah sudah berapa grup pendaki yang kita lewati saat turun dari Welirang.

19.30 WIB - Camp
Sebelum tiba di camp, kami mendapati Pos 3 Pondokan telah menjadi pasar malam. Tenda-tenda para pendaki sudah penuh sesak, sampai jalan setapak menuju lembah kidang pun terasa seperti gang-gang di perkotaan. Sepertinya karena Semeru masih ditutup, orang-orang menghabiskan waktu liburannya ke Arjuno atau Welirang. 15 menit kemudian kita tiba di camp.

Di tempat kami camp pun tidak kalah ramainya, berawal dari tenda kita yang hanya 4 buah, sekarang berubah menjadi belasan. Takjub sekaligus bete, karena jelas keramaian itu menimbulkan keributan.

Sejenak menghangatkan diri di api unggun, akhirnya saya memutuskan tidur sebentar tanpa makan malam terlebih dahulu karena sudah sangat mengantuk. Pukul 22.00 WIB, saya dibangunkan Lanang untuk sholat dan sekedar mengisi perut.

Dini hari di Lembah Kidang udara dingin mulai menusuk-nusuk tubuh kami, sampai-sampai saya memasukkan kaki ke dalam keril untuk menjaga suhu tubuh. Sempat mendengar obrolan para pendaki yang akan summit malam ini, akhirnya saya tertidur kembali.


Hari-4 (31 Maret 2014)
05.30 WIB - Persiapan
Agak kesiangan bangun untuk sholat subuh. Dilanjutkan dengan rutin pagi, packing-packing, masak-memasak, dan tentu foto-foto sebagai kenang-kenangan.

packing
begundal lembah kidang katanya
cheese
09.00 WIB - Menuju basecamp
Tidak banyak yang dapat diceritakan disini, karena kita berjalan dengan cepat. Ini seperti game CTR di Playstation. Entah niatnya balapan atau ingin cepat pulang, didukung dengan dengkul racing dobel gardan, kita mulai turun dengan kecepatan tinggi. Melihat ada jalur untuk memotong trek langsung diterobos, beberapa memang efektif untuk menyingkat waktu, tapi setelah Pos 2 Kokopan, jalur tembus ini banyak yang menyesatkan. Alhasil, Albert dan Adam kesasar, dari paling depan menjadi di belakang, hahaha...
Saya tidak bisa terlalu ngebut karena beban berat dan dengkul kiri tidak fit.
Sayang lutut... sayang lutut...

12.00 WIB - Basecamp
Alhamdulillah kita naik dan turun dengan selamat. Sampai di basecamp, kita laporan dan segera menuju terminal Pandaan untuk mengejar kereta api Matarmajanya bang Eko yang katanya berangkat pukul 15.00 WIB. Disini kita berpisah dengan rombongan Adam dkk, karena Robi dan Sandi belum turun juga.

turun dengan (dengkul) selamat

12.45 WIB - Terminal Pandaan
Menunggu sebentar sambil nyemil, akhirnya bus jurusan Malang tiba.


14.00 WIB - Terminal Arjosari
Disini kita berpisah dengan Albert dan bang Eko, mereka menuju stasiun sementara kita menuju mushola untuk sholat sebelum menuju daerah Batu, rumah neneknya Lanang.


17.00 WIB - Batu, Malang
Beberapa kali pindah angkot, kita tiba di rumah neneknya Lanang. Alhamdulillah, terasa nyaman dan ramah sekali sambutan disini. Malam ini kita habiskan waktu dengan jalan-jalan sebentar di Alun-alun Kota Batu dan istirahat penuh setelahnya.
Keesokan pagi kita berangkat untuk pulang ke Denpasar dengan sistem estafet KarangPloso-Jember-Gilimanuk-Denpasar.

Epilog
Kita tiba di Denpasar tanggal 2 April 2014 pukul 04.00 WITA setelah lebih dari 16 jam menghabiskan waktu di bus antar kota dengan sistem estafet. Karena supir dan kernetnya yang ndableg, kami harus turun untuk ganti bus di Gilimanuk. Dan kesimpulannya, saya kapok naik bus sistem estafet. Tidak efektif waktu dan berbahaya bagi barang bawaan.


Cost Damage :
- Tiket bus Dps-Mlg = Rp150.000
- Angkot Purwosari-Pandaan = Rp7.500
- Angkot Pandaan-Tretes = Rp7.500
- Logistik = Rp 65.000
- Registrasi Pos Tretes = Rp7.500
- Angkot Tretes-Pandaan = Rp5.000
- Angkot Pandaan-Arjosari = Rp12.000
- Angkot Arjosari-Landungsari = Rp7.500
- Angkot landungsari-Batu = Rp3.500
- Angkot Karangploso-Jember = Rp23.000
- Angkot Jember-Denpasar = Rp75.000
- Angkot Gilimanuk-Denpasar = Rp35.000
Total = Rp 397.500


Thanks to :
- Segala Puji bagi Allah SWT atas diberinya kemudahan perjalanan ini dari awal sampai akhir.
- Rasulullah SAW yg telah memberi suri tauladan yg baik.
- Kedua ortuku
- Teman2 di Bali yang memberi support kita
- Bang Eko Bondmayer atas keluguannya,
- Albert atas cerita2 Mahabharata & Heavy Rotationnya
- Adam, Sandy, Roby dkk yang lucu dan gapleki
 
Photos & Videos :
- Akin
- Lanang




Tidak ada komentar:

Posting Komentar