Kamis, 22 Agustus 2013

Menggapai Puncak Menara Suci Pulau Bali, Gn. Agung 3028mdpl

Gn. Agung 3028 mdpl, Sang Puncak Menara Suci Pulau Bali16 - 17 Agustus 2013

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Salam Lestari !!

Tulisan kali ini, akan menceritakan tentang perjalanan gua dan temen-temen saat melakukan pendakian ke Gn. Agung 3028 mdpl pada tanggal 16-17 Agustus 2013.

Berawal dari keinginan seorang teman yang sangat berhasrat mendaki Gn. Agung setelah lebaran. Lanjut ke obrol2 akhirnya diputuskan tgl 16 Agustus malam kita akan mendaki Gn. Agung via Jalur Besakih.

Sebelumnya informasi tentang Gn. Agung (sumber)
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl (sebelum erupsi) dan merupakan gunung berapi bertype strato yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung Agung mempunyai kawah yang sangat besar dan dalam yang terkadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari  empat jalur pendakian yaitu :
- Dari Barat Daya, ada 2 opsi  yaitu dari Pura Besakih dan Desa Junggul (puncak sejati)
- Dari Barat Laut via Desa Pucang (bertemu dengan jalur Besakih di puncak 1)
- Dari Selatan via Pasar Agung (puncak selatan dan puncak sejati)
- Dari Timur via Kedampal Desa Datah (puncak timur)


16 Agustus 2013
19.00 WITA - Denpasar menuju Besakih
Awalnya total yang akan berangkat adalah 21 orang, berasal dari daerah yang berbeda2, dan sesuai dengan kesepakatan, kita berangkat dari Denpasar menuju Besakih jam 19.00 WITA.
Tapi, karena udah ngaret banget (1 jam lebih), akhirnya kita kepisah jadi 2 tim, tim gua yang 13 orang berangkat duluan, karena yang 8 orang lagi masih ada masalah dengan kendaraannya.

22.00 WITA - Pura Pengubengan, Besakih
Kita sampai di Pura Pengubengan, pura yang terletak paling atas di kawasan Pura Besakih. Karena ini tgl 16 Agustus jadi udah pada banyak aja tuh motor2 pendaki lain yang parkir disini.
Dari tempat ini juga kita bisa menghemat 1 jam trekking dari jalur standar (Pos Pendakian/Pos Polisi).
Briefing sebelum naik

Berdoa dulu

Pura Pengubengan

22.30 WITA - Pura Pengubengan menuju Basecamp
Karena kita berjalan di malam hari, jadi kondisi di sekeliling tidak terlihat jelas. Jalur pendakian dimulai dengan melewati hutan pinus dengan trek kerikil yang licin dan berisik (karena tenaga temen2 masih poll).
Kemudian dilanjutkan dengan jalan tanah yang relaitf landai.
Setelah melewati dua pohon berhimpitan yang diberi sesaji, kita langsung dihadapkan dengan trek penuh tanjakan yang terus menerus.
Diselingi canda tawa saat nanjak

Penampakan trek
17 Agustus 2013
03.00 WITA - Basecamp
Awalnya kita berencana ngecamp di Boyke/Kori Agung, tapi karena melihat jumlah pendaki yang over kapasitas, akhirnya kita ngecamp di pelataran jalan tepat beberapa meter di bawah Boyke. Dengan sigap buka SB+matras+flysheet, kita tidur sebentar untuk mengumpulkan tenaga buat summit attack ntar pagi.

05.30 WITA - Persiapan Summit Attack
Bangun tidur, sholat, dan ngisi perut dulu sebelum summit attack. Sambil makan kita foto2 dulu pemandangan di sekitar sini. Angin kencang berhembus langsung menuju tempat ini. Baru kali ini gua mendaki Gn. Agung dihajar angin sekencang ini. Sampai-sampai SB gw (makalu 700 yang beratnya sekitar 500gr) hampir terbang masuk jurang.

Pemandangan sebelah timur basecamp

 
Persiapan

Pemandangan di sebelah barat Gn. Agung

07.30 - Summit Attack
Persiapan beres. Dari 13 orang, 2 orang memilih tetap di camp. Sekalian aja mereka kita minta ngejagain daypack kita yang muncak juga. Ke puncak cukup membawa cemilan secukupnya dan air 600mL.
FYI, monyet2 Gn. Agung masih malu2 untuk mengambil makanan dari para pendaki, tapi sebaiknya makanan dimasukkan semua ke dalam tas agar tidak dicuri monyet2 tsb.
Kita mulai summit attack. Trek pendakian mulai ramai oleh pendaki lain yang turun dari puncak dan basecamp pagi itu. Melihat mereka, gua teringat masa-masa SMA dulu yang naik gunung dengan modal nekat & semangat aja, hehe.
Tapi, yang menyebalkan adalah mereka tidak punya rasa tanggung jawab terhadap alam. Sampah-sampah berserakan di basecamp Boyke. Cape deh.
Sempat kita tanya-tanya kepada pendaki yang baru turun apakah puncak aman untuk dicapai. Beberapa mengatakan mereka tidak berani ke puncak, tapi beberapa lagi mengatakan puncak 1 masih aman, tapi untuk ke puncak 3 sebaiknya tidak dilanjutkan, karena angin kencang yang datang secara tidak terduga di puncak.


Sampah berserakan dimana-mana

Dari Boyke, trek berubah menjadi batu2 cadas yang besar, dengan kemiringan mencapai 60º. Hanya tumbuhan tertentu yang bisa hidup di daerah sini. Disnilah terdapat banyak bunga edelweiss yang dengan indahnya bergerak mengikuti arah angin bertiup.


Cape' bro sis?

Semangat kakak!!!
edelweiss di tengah terjalnya trek
Estimasi awal gua dari Basecamp ke puncak 2 jam, tapi meleset karena temen-temen yang baru pertama kali kesini kelelahan, jadinya kita jalan santai sedikit buat ke puncak.






10.00 WITA - Puncak 1 Gn. Agung
Akhirnya, setelah beberapa jam berjalan, kita sampai di puncak1 Gn. Agung. Seperti yang dikatakan sebelumnya, angin begitu kencang bertiup disini. Akhirnya kita memutuskan untuk cukup sampai disini aja. Pilihan terbaik menurut gua, karena mereka sudah kelelahan dan tidak yakin bisa melewati jalur sempit bekas longsor di puncak 2.
Dilanjutkan sesi foto2 dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bendera pinjeman dari pendaki lain, hehe...






11.00 WITA - Puncak menuju Basecamp
Setelah puas berfoto2 dan upacara bendera di atas, kita segera beranjak turun. Di perjalanan menuju Boyke, kita bertemu dengan 8 orang yang ketinggalan kemarin.

12.00 WITA - Basecamp
Isi perut dulu, rehat sebentar, sholat, dan bersih2. Setelah mengecek semua perlengkapan & personil, kita segera turun.
Ready to downhill
14.30 WITA - Basecamp menuju Pura Pengubengan
Karena dari kemaren gua kurang tidur, gua mutusin ngebut ke basecamp. Akhirnya setelah 2,5 jam berjalan setengah berlari, 3 orang termasuk gua sampai lebih dulu di Pura Pengubengan.
Sambil menunggu teman2, gua tidur2an dulu lah. Beberapa jam kemudian 1 per 1 temen2 mulai berdatengan.
Puncak terlihat samar2 dibalik tebalnya kabut sore
18.30 WITA - Pura Pengubengan
Seluruh tim udah komplit berkumpul. Waktunya kembali ke home sweet home.

Thanks to :
- Segala Puji bagi Allah SWT atas diberinya kemudahan perjalanan ini dari awal sampai akhir.
- Rasulullah SAW yg telah memberi suri tauladan ttg bagaimana adab2 perjalanan yg baik.
- Kedua ortu yang telah mengizinkan melakukan pendakian
- Special thanks buat agan Mirza yang telah bersedia memberikan tips how to avoid the guide dan menemani kita walaupun baru pulang dari kampung abis lebaran
- Temen2 mendaki yang selalu semangat di perjalanan

Tips how to avoid guide :
1. Pastikan tanggal anda berangkat tidak bertepatan dengan upacara keagamaan Hindu (Rahinan)
Untuk kalender lihat di Kalender Bali
2. Datengnya malam hari, diatas jam 6 sore, mau pake motor atau mobil monggo aja
3. Sebaiknya mendaki jgn dengan jumlah personil yang mencolok (disarankan 6-8 orang, kecuali saat 17 Agustus-an, ga ada yang merhatiin)
3. Jgn membawa keril, daypack aja cukup
(estimasi bawaan : SB, matras, flysheet/tenda 2P, baju ganti, cookset, logistik 2D1N)
Estimasi Perjalanan :
Pura Pengubengan - Basecamp Kori Agung = 5-6 jam
Basecamp - Puncak = 2-3 jam
4. Usahakan mendaki di musim kemarau, karena jika musim penghujan, trek akan berubah menjadi sangat licin
5. Untuk menuju Pura Pengubengan (pura terakhir paling atas di kawasan Besakih) agar tidak ke gap guide sbg berikut (TS menggunakan motor) :
- Dari kawasan Besakih, terus aja ampe mentok di paling ujung yang ada Pos Polisi
- Di sebelah kiri Pos Polisi, ada jalan aspal masuk ke jalan tsb.
- Pertigaan pertama belok kiri, ikuti jalan aspal yang berkelok2, hati2 disini banyak pasir
- Pertigaan kedua belok kanan, ikuti jalan aspal yang berkelok2 sampai menemukan pura terakhir yang berbatasan dengan hutan pinus, itulah Pura Pengubengan
- Dari sini anda tinggal mengikuti trek pendakian
Denah pura di kawasan suci Besakih
yang no. 16 adalah Pura Pengubengan

Peringatan :
1. Harap menggunakan informasi untuk sebaik-baiknya, jgn disalah gunakan,
2. Mengingat pendakian yang dilakukan tanpa laporan ke pos pendakian (ilegal), jadi bijaklah mengambil keputusan dalam pendakian
3. Sebaiknya ajaklah orang yg sudah pernah kesini, karena di awal2 jalurnya agak rancu dengan jalan ke ladang2 penduduk
4. Berhati-hatilah saat menuju puncak terakhir Gn. Agung, karena jalurnya hanya berupa jalan setapak berpasir yang mudah longsor dan sangat berbahaya apabila ada angin kencang atau kabut
5. Ingat "Take nothing but picture, leave nothing but footprints, kill nothing but times"

Maaf, ga nge-record di GPS dari Pos Polisi ampe ke Pura Pengubengan,
Track log

Tidak ada komentar:

Posting Komentar