Kamis, 17 Maret 2016

Ciremai Punya Cerita (Bagian 2)

West Java's Highest Summit
Gunung Ciremai
3.078 mdpl
6-7 Juni 2015
(bagian 2)

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

puncak Gn. Ciremai

Chapter 3 - Ketika Gunung tidak bersahabat
19.00 WIB - menuju Pesanggrahan
Kami, tim enjoy masih berusaha mengejar tim turbo yang kemungkinan saat ini sudah kelaparan. Walaupun ada beberapa diantara mereka yang sudah berpengalaman dalam pendakian, tetapi kami masih was-was.
Saat langit mulai gelap, kabut mulai turun dan semakin pekat seiring bertambahnya ketinggian jalur yang kami capai.
Karena diantara kami sudah mulai ada yang terlihat kelelahan sehingga pergerakan menjadi lambat, akhirnya tim ini dibagi lagi menjadi dua. Saya ditempatkan di tim 1 bersama Bang bayu dan Teguh bertugas mengejar dan membawakan peralatan masak.
Bergegas kami bertiga menuju pos selanjutnya yaitu Pesanggrahan.

19.21 WIB - Pesanggrahan > Sanghyang Ropoh
setiba di pos ini, kami mencari-cari kemungkinan keberadaan tim turbo. Mungkin saja mereka memutuskan berhenti dan ngecamp disini, namun ternyata nihil. Malah kami bertemu bule yang memberi peringatan bahwa ada babi hutan disekitar pos Pesanggrahan.
"Ada babi...", kata sang bule dengan bahasa Indonesia yang sedikit terpotong-potong. Awalnya kami tidak ngeh artinya, apakah dia bermaksud bertanya atau memberitahu, setelah dia menunjuk ke arah pepohonan barulah kami mengerti.
Karena tidak ada tanda-tanda tim turbo, kami lanjut lagi ke pos berikutnya Sanghyang Ropoh dengan kondisi kabut yang semakin tebal.

Rabu, 30 September 2015

Ciremai Punya Cerita (Bagian 1)

"Back to basic - Manajemen Logistik"

West Java's Highest Summit
Gunung Ciremai
3.078 mdpl
6-7 Juni 2015
(bagian 1)

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Igir-igir Gn. Ciremai
Prolog
Surat penugasan dinas untuk menghadiri rapat di Pusdiklat PLN, Ragunan, Jakarta tanggal 4-5 Juni seperti golden tiket bagi rencanaku untuk mengikuti ajakan pendakian bersama Gn. Ciremai tanggal 6-7 Juni dari teman-teman PHC (PLN Hiking Community).
Segera saja aku mengajukan cuti hari Senin untuk spare waktu dan Alhamdulillah di-acc oleh atasan. Trims yo bos.
Packing perlengkapan dan peralatan yang dibawa, saya pun berpamitan kepada orangtua untuk dinas sekaligus mendaki. Walaupun dilepas dengan senyum kecut, akhirnya ortu memberi restu juga. Sempat dibuat tersenyum simpul saat Ibu berpesan agar berhati-hati karena Gn. Ciremai terkenal angker.

Chapter 1 - Para ABIDIN nekat berkumpul
16.00 WIB - Ragunan, Jakarta Timur
Setelah rapat usai, saya segera mengontak Eko untuk menuju ke kosannya yang berlokasi di daerah Cipete. Karena tidak hapal Jakarta, saya sempat berputar-putar dan naik turun metromini. Akhirnya saya memilih menggunakan taksi untuk menuju PLN Pusat agar bisa dijemput oleh Eko disana.
Perjalanan dari PLN Pusat menuju kosan Eko, kami sempat ditilang oleh Pak Pol karena saya tidak menggunakan helm (haha...., sudah gitu polisinya tidak memberikan solusi untuk meminjamkan helmnya agar sampai di tujuan).

18.00 WIB - Kos Eko, Jakarta
Sesampainya di kosan Eko, dilanjutkan dengan mandi, sholat, repacking dan membeli logistik yang diperlukan untuk segera menuju terminal Pulo Gadung sebagai tempat berkumpul. Kami harus berada disana pukul 22.00 WIB. Perjalanan dari blok M menuju Pulo Gadung terasa sangat lama karena macet. Di perjalanan kami bolak-balik dihubungi Bang Deni (pembuat ajakan pendakian ini). Untungnya saya tidak ditempatkan di Jakarta, mungkin bisa stress jika setiap hari melihat macet seperti ini.

22.00 WIB - Terminal Pulo Gadung, Jakarta
Saya dan Eko langsung menuju ke tempat Bang Deni dan kawan-kawan berkumpul. Ternyata, Bang Deni sudah mendapatkan bus untuk menuju Cirebon. Di dalam bus, saya berkenalan dengan kawan-kawan dari PHC. Adapun peserta pendakian yang berangkat dari Pulo Gadung adalah sebagai berikut :
1. Bang Deni
2. Pak Arief
3. Bang Abbas
4. Bang Bayu
5. Bang Dian
6. Bang Elvin
7. Bang Rifai
8. Bhaskara
9. Ario
10. Teguh
11. Subhan
12. Hendi
13. Adiknya Hendi (Aldi)
14. Zein
15. Fajar
16. Eko
17. Saya sendiri

Sementara 8 orang lain yaitu : Bang Fetri, Bang Yuzon, Mbak Nurul, Bang Hilman, Bang Deni Irawan, Mbak Putri, Bang Yoga, dan satu lagi saya lupa, akan berangkat dari Kramat Jati.

Sejenak bercakap-cakap dengan kawan-kawan baru ini, ternyata kebanyakan dari mereka juga ikut mendaki karena ada dinas ke Jakarta. "Maklumlah, kita kan para ABIDIN" kata Pak Arif, yang diambil dari akronim "Atas Biaya Dinas", hehe... ada-ada saja.
Melihat bus yang tidak beranjak alias ngetem, beberapa dari kami keluar untuk mencari makan. 30 menit kemudian barulah bus ini berangkat menuju Kuningan, Cirebon, Jawa Barat. Bus yang kami naiki adalah PO Luragung yang terkenal dengan "kelihaiannya" meliuk-liuk di Jalan Pantura. Karena sangat mengantuk, saya tidak memperhatikan apa yang terjadi, yang jelas saya sempat mendengar para penumpang berteriak-teriak ketakutan akibat ulah sopir yang sering hampir menyerempet kendaraan lain dari arah berlawanan. Adzan berkumandang, saya menunaikan sholat dalam posisi duduk di kursi bus.

05.00 WIB - Kuningan, Cirebon
Mentari hangat menyambut kami di pertigaan Linggajati-Kuningan. Terlihat jelas di depan kami, Gunung Ciremai yang diselimuti awan putih berbentuk jamur di puncaknya. Badai hebat mungkin sedang terjadi disana, gumamku kepada Eko.
Beberapa saat kemudian, kami dijemput oleh kawan-kawan Bang Deni menuju pos pendakian Palutungan.

Chapter 2 - Tim Turbo vs Tim Enjoy
06.00 WIB - Palutungan
Istirahat, repacking, MCK, dan registrasi di pos pendakian. Sebelumnya Bang Deni menjelaskan mengenai pendakian ini. Kita berencana akan melintasi 2 jalur yang berbeda, yaitu naik via jalur Palutungan dan turun via jalur Linggajati. Mengingat trek yang lumayan berat, jadi segala sesuatu harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, terutama masalah logistik dan fisik. Masing-masing personil diwajibkan membawa 4 liter air.
Dengan Rp50.000/orang sebagai mahar biaya registrasi untuk pendakian Gn. Ciremai dengan ketentuan semua pendaki diharuskan membawa sampahnya kembali. Disamping itu kami juga mendapat jamuan dari warga sekitar dan bekal makan siang. Keren sekali sistemnya. 
Kami mulai pendakian dari pos Palutungan setelah briefing dan bertemu tim PHC lainnya.
info jalur pendakian Gn. Ciremai via Palutungan
briefing sebelum melakukan pendakian oleh petugas TNGC

Senin, 15 Juni 2015

Menuntaskan 10 Puncak Tertinggi Bali (Chapter Gn. Pohen)

"perlu waktu 2 tahun untuk diijinkan menapakkan kaki di puncaknya"

Menembus Rimba Tak Bertuan
Gunung Pohen 2084mdpl
31 Mei 2015

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

sunset di Gn. Pohen
Disclaimer :
Gunung Pohen merupakan area cagar alam yang dilindungi. Tidak ada jalur resmi yang bisa digunakan untuk mencapai puncaknya. Penulis tidak menyarankan mengikuti jejak kami bila tidak memiliki kemampuan dasar navigasi darat.

Ini kali ketiga aku menapakkan kaki di hutan tropis nan lebat ini. Kali pertama adalah setahun yang lalu aku bersama kawan-kawan (Husen, Bibo, Fitri, Wahyu, Lanang) mencoba mencapai puncaknya. Percobaan pertama belum berhasil dan terhenti di ketinggian 1780mdpl.
Pendakian kedua, setahun setelah percobaan pertama, di kala hujan lebat bulan April, aku dan Eko mencoba kembali mencapai puncaknya. Namun kali ini kami masih belum berhasil dan terhenti di 1800mdpl.
Gunung ini sangat tangguh, tidak bisa ditembus dengan cara standar. Pada tanggal 31 Mei 2015, kami (saya, Eko, Coco, Mas Eko Sangalam, dan Nova) berencana kembali mencapai puncaknya. Setelah sebelumnya membuat simulasi jalur pendakian, kami bulatkan tekad kali ini harus berhasil mencapai puncaknya.

Saya tidak mau berkomentar masalah PLTP Bedugul yang menjadi polemik di kaki gunung ini, karena hal tersebut diluar kemampuan saya untuk menerjemahkan situasi dan kondisi mulai dari eksplorasinya hingga terkatung-katungnya proyek sampai sekarang. 

Minggu, 10 Mei 2015

Tutorial Penggunaan Oregon 550

Tutorial Penggunaan GPS

Garmin Oregon 550

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Seperti yang pernah saya ulas tentang GPS sebelumnya disini, kali ini kita akan belajar sedikit pengoperasian GPS Garmin Oregon 550. Sayang sekali, tipe ini sudah discontinued, sehingga tidak tersedia lagi barang barunya, karena sudah digantikan dengan Oregon 600 dan Oregon 650.

Berikut adalah spesifikasi GPS Garmin Oregon 550 (sumber website garmin) :

Physical & Performance

Physical dimensions 2.3" x 4.5" x 1.4" (5.8 x 11.4 x 3.5 cm)
Display size, WxH 1.53"W x 2.55"H (3.8 x 6.3 cm); 3" diag (7.6 cm)
Display resolution, WxH 240 x 400 pixels
Display type transflective color TFT touchscreen
Touchscreen
Weight 6.8 oz (192.7 g) with batteries
Battery 2 AA NiMH batteries (included)
Battery life 16 hours
Water rating IPX7
High-sensitivity receiver
Interface high-speed USB and NMEA 0183 compatible
Camera yes (3.2 megapixel with autofocus; 4x digital zoom)
Barometric altimeter
Electronic compass Yes (tilt-compensated 3-axis)
Unit-to-unit transfer (shares data wirelessly with similar units)

Maps & Memory

Basemap
Ability to add maps
Built-in memory 850 MB
Accepts data cards microSD™ card (not included)
Custom POIs (ability to add additional points of interest)
Waypoints/favorites/locations 2000
Routes 200
Track log 10,000 points, 200 saved tracks

Outdoor Features

Automatic routing (turn by turn routing on roads) Yes (with optional mapping for detailed roads)
Geocaching-friendly Yes (Paperless)
Custom maps compatible
Hunt/fish calendar
Sun and moon information
Tide tables Yes (with optional Bluechart)
Area calculation
Picture viewer

Garmin Connect®

Garmin Connect™ compatible (online community where you analyze, categorize and share data)

Kamis, 30 April 2015

Tutorial Aplikasi Oruxmaps


Tutorial Aplikasi Oruxmaps

Aplikasi android pengganti GPS yang serbaguna

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

 

Aplikasi oruxmap dengan map google hybrid
Aktifitas outdoor berkembang sangat pesat belakangan ini. Tentu, bahaya yang dihadapi bermacam-macam, salah satunya adalah tersesat. Untuk meminimalisir hal tersebut, dalam kesempatan ini saya akan sedikit mengulas tentang Oruxmaps, sebuah aplikasi android yang memiliki fungsi seperti GPS. Yang perlu diperhatikan adalah fungsi aplikasi GPS ini, tetap tidak dapat menggantikan sepenuhnya GPS Handheld, karena sangat dipengaruhi spesifikasi dari ponsel android yang digunakan. (baca artikel tentang GPS disini), Tapi tetap perlu diingat, penguasaan navigasi darat tetap mutlak harus dipelajari dalam kegiatan outdoor.

Sebenarnya, masih banyak aplikasi serupa yang bisa dijadikan sebagai GPS pada ponsel android, ex : BackCountry Navigator, Sygic, MapFactor, dll.
Namun, saya memilih Oruxmaps atas dasar kemudahan penggunaannya dan aplikasinya ringan.

Rabu, 29 April 2015

Side Quest Puncak Tertinggi Bali

Gunung Seraya 1.175 mdpl
Seraya, Karangasem

26 April 2015

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم   

Sungguh anomali, daerah sisi timur gunung ini sangat kering, bahkan hanya terdapat bebatuan basalt dan minim vegetasi, namun disini... 

Pura Bvah di tengah trek Gunung Seraya

Entah sudah berapa bulan rencana untuk mengenal gunung ini lebih dekat tertunda. Pada tanggal 26 April 2015 kuputuskan untuk mencobanya. Awalnya berpikir untuk solo trekking, namun kuurungkan niat karena cuaca di Bali akhir-akhir ini tidak bagus. Dan untungnya Lanang bersedia ikut dalam perjalanan ini.

07.45 WITA
Perjalanan dimulai dari kota Denpasar menuju kota Karangasem. Butuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan dengan sepeda motor untuk mencapai kota Karangasem. Samar-samar terlihat Gunung Agung yang masih malu-malu terhalang kabut pagi kala itu.

Senin, 30 Maret 2015

Pulau Lombok 2nd Ignition

Keliling Singkat Pulau Lombok

21-22 Maret 2015 

 بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Dari kiri ke kanan :
Puguh, Cholis, Firman, David, Akin, Imran


20 Maret 2015
Perjalanan Dimulai dari Denpasar setelah sholat Jum'at, menggunakan sepeda motor kami berenam menuju Pelabuhan Padangbai. Info dari teman, mereka mengantri hingga 11 jam untuk bisa masuk kapal, agak lesu juga mendengarnya. Pukul 15.30 WITA, kami tiba di Padangbay, ternyata antrian tidak sepanjang yang saya kira. Kami berhasil masuk ke kapal pukul 18.00 WITA.
Segera kami mencari tempat duduk dan istirahat. Keadaan masih kondusif saat diputarnya film Rambo I di layar TV. Beberapa saat kemudian muncullah sepasang muda-mudi yang berlagak seperti sepasang kekasih yang telah dipisahkan puluhan tahun akibat perang Korea Utara dengan Korea Selatan bertingkah norak mulai beraksi. Pemandangan mulai tidak sinkron antara film dengan bangku depan, saya memilih keluar untuk melihat pemandangan.
Sialnya, pemandangan tidak sinkron ini berlanjut dari mulai Rambo I sampai Rambo III, what the *^&&%#^$%$#

Pukul 22.00  WITA kami tiba di Pelabuhan Lembar, dilanjutkan menuju kota Mataram. Di Mataram kami bertemu rombongan kawan yang berencana menuju Pulau Kenawa, dan diajak untuk menginap di rumah singgah Backpacker Indonesia Chapter Lombok.