"ya, aku rindu keheningan ini..."
MENIKMATI KEHENINGAN
PUCAK ADENG 1.816mdpl
4 Oktober 2014
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
|
long way to the top |
3 Oktober 2014
Masih melanjutkan mimpi menggapai 10 puncak tertinggi Bali, saya memilih Pucak Adeng sebagai destinasi berikutnya. Berbekal informasi dari pemilik tulisan
10 puncak tertinggi Bali, si
Yogi Pratama saya mengajak kawan untuk ikut serta walaupun yang bisa ikut serta hanya 2 orang saja, Eko & Lanang.
4 Oktober 2014
10.00 WITA - Meeting Point
Selesai Sholat Ied, saya menuju tempat berkumpul kita yaitu minimarket dekat Polsek Bringkit. Cukup lama menunggu, mereka pun tiba saat jam menunjukkan hampir 11.00 WITA
11.00 WITA - Menuju Start Point Pendakian
Bertiga kita mengendarai motor masing-masing melewati daerah Marga untuk menuju daerah Angseri. Setelah meliuk-liuk menghindari jalan yang jelek dan naik turun mengikuti jalan desa ini, kami bertiga sampai di pertigaan jalan menuju start point pendakian.
Sebenernya bila kita mengikuti jalan aspal ini, kita bisa langsung menuju start point, namun karena jalan tersebut sudah rusak parah (saya sudah mencoba beberapa minggu sebelumnya dan jadi korban juga) sehingga saya memutuskan untuk memarkir motor di dekat kandang sapi warga.
Dengan meminta izin warga sekitar, kami berjalan mengikuti jalan tanah untuk menuju start point. Cuaca yang panas dan berdebu membuat kita menjadi tidak sabar untuk mencari tempat berteduh.
|
ealah, di awal-awal udah disuguhi tangga aja |
12.30 WITA - Summit Attack
Estimasi perjalanan menuju puncak +/- 2 jam, kami bergegas mengikuti tangga yang berbaris rapi menuju pura teratas. Sempat salah jalan menuju Pura Beji yang ternyata buntu dan malah mengikuti sungai bekas alur lahar, kita segera kembali menuju jalur yang benar yaitu menuju Pura Luhur Pucak Anyar
|
menuju jalan yang benar |
|
bale bengong |
|
jalan yang benar bro |
Dari Pura Luhur Pucak Anyar ada jalan setapak sebelah kanan yang menanjak menuju puncak Adeng, dari sini jalur berubah drastis dari jalur tangga menjadi hutan tropis yang lebat.
|
sebelah kanan pura ini, ada jalan setapak menuju ke puncak |
Matahari yang mulai menyinari kita sejak awal, kini mulai terlihat dan tertutup selang-seling oleh awan. Sepi, sangat sepi. Guguran dedaunan yang jatuh semakin menutupi jalur pendakian. Tidak ada tanda-tenda bekas pendakian dalam jangka waktu dekat. Namun secara visual jalur tampak jelas. Di beberapa titik, terdapat pohon-pohon yang tumbang, pertanda keperkasaan angin timur tidak kalah dengan angin barat.
|
khas hutan tropis |
|
sangat lengang |
Mendekati puncak, terdapat sebuah tempat menaruh sesajen yang menurut saya aura disini agak spooky.
|
mendekati puncak |
14.45 WITA - Summit
Sempat tertipu dengan dataran mirip puncak (GPS menunjuk titik tertinggi ada di tempat ini), kita berjalan lagi mengikuti jalur untuk menuju puncak sebenarnya.
|
puncak Adeng |
|
matahari sudah berada di sebelah barat |
|
areal yang disucikan |
|
foto self shutter |
|
self shutter lagi |
15.30 WITA
Setelah ISHOMA, dan puas melihat sekeliling puncak, kami putuskan turun kembali. Jalur pendakian semakin berkabut. Kita turun dengan cepat untuk menghindari cuaca buruk. Sayang sekali, kita belum bisa membersihkan sampah-sampah plastik di sepanjang jalur.
Next time kita bersih-bersih disini...
|
Lanang |
|
Saya (Akin) |
|
Eko |
Track Log Pucak Adeng
|
track log pucak adeng |
"Sisakanlah bagiku di dunia ini tempat dimana hanya keheningan yang menjadi teman.
Tanpa sorak-sorai rasa angkuh kemenangan.
Karena sejatinya, kita hanya diam sebentar saja di dunia menunggu panggilan.
Yang berikutnya adalah kesendirian panjang menuju Hari Pengadilan."
Untukmu, hutan-hutan dan gunung-gunung yang masih cantik dalam keheningan dan kesendiriannya...
Min minta kontaknya yang nganter naik gunung adeng dong
BalasHapusGa ada gan,
HapusKita naik tanpa guide
kak next aku join dong ke gn.adeng
BalasHapusmeltaayu9@gmail.com ini email ku :)
thank you
Siap kk
Hapus